Selasa, 02 April 2013

kesehatan reproduksi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi kesehatan reproduksi
A.    Kesehatan menurut WHO tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan social, WHO dan UNICEF, deklarasi alma ata 1978, menambahkan sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif baik secara ekonomis maupun social.
B.     Kesehatan reproduksi menurut WHO, ICPD 1994, adalah suatu keadaan sejahtera fisik,mental,dan social secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya.
C.     Kesehatan reproduksi menurut manuaba IBG, 2001, adalah kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksinya dan mengatur kesuburannya dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan bayi tanpa resiko apapun atau well mother dan well born baby dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
D.    Kesehatan reproduksi menurut Drs. Syaifuddin Suatu keadaan kesehatan dimana suatu kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khususnya testis menghasilkan spermatozoid dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan
E.     Kesehatan reproduksi menurut Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 Kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.
F.      Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI, 2000 Suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.


2.2 Sasaran kesehatan reproduksi                    
  1. Remaja atau pubertas
a.       Diberi penjelasn tentang masalah kesehatan reproduksi yang diawali dengan pemberian pendidikan seks
b.      Membantu remaja dalam menghadapi menarche secara fisik, psikis, social dan hygiene sanitasinya
  1. Wanita
a.       Wus(wanita usia subur
Penurunan 33% angka prevalensi anemia pada wanita (usia 15-45tahun)
Peningkatan jumlah yang bebas dari kecacatan sebesar 15%
b.      Pus (pasangan usia subur)
-          Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dengan baik
-          Terpenuhinya kebutuhan ber-KB
-          Penurunan angka kematian ibu hingga 50% 
-          Penurunan proporsi BBLR menjadi <10%
-          Pemberantasan tetanus neonatorun
-          Semua indifidu dan pasangan mendapatkan akses informasi dan penyuluhan pencegahan kehamilan yang terlalu dini, terlalu dekat jaraknya, terlalu tua dan terlalu banyak anak.
  1. Lansia
a.       Proposi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit menular sexsual minimal 70%
b.      Pemberian makanan yang banyak mengandung zat kalsium untuk mencegah osteoporosit
c.       Memberi persiapan secara benar dan pemikiran yang positif dalam menyongsong masa menepouse.

2.3 ruang lingkup kesehatan reproduksi
1)    Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2)    Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS.
3)    Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4)    Kesehatan reproduksi remaja
5)    Pencegahan dan penanganan infertile
6)    Kanker pada usia lanjut
7)    Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital, fistula, dll

2.4. faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi    
1. Status Kesehatan
a. Gizi (Utama)
b. Kesakitan
        2. Tingkat pendidikan
a. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
b. Remaja, orang tua dan tokoh masyarakat
        3. praktek Budaya
            a. Perkawinan Muda
            b. Kehamilan dan Jumlah Anak
            c. Faham bias gender
        4. Sarana dan prasarana kesehatan
        5. pelayanan kesehatan

2.5. Indikator Kesehatan Reproduksi di Indonesia
        1. Angka Kematianibu (AKI)
        2. Tingkat Aborsi
        3. Anemia Kehamilan
        4. Infertility
        5. Kematian neonatal
        6. Penyakit Hubungan Seksual (PHS)

2.6 Elemen pelayanan kesehatan reproduksi dalam pelayanan kesehatan dasar :
1.   Pelayanan dn konseling, informasi, edukasi, dan komunikasi (KIEK) KB berkualitas
2.   Penyuluhan dan pelayanan prenatal, persalinan dan post partum  yang aman termasuk ibu meneteki dan kemandulan
3.   Pencegahan dan pengobatan kemandulan
4.   Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman
5.   Pelayanan aborsi bial tidak melanggar hokum
6.   Pengobatan ISR, IMS dan kondisi lain berkaitan dengan system reproduksi
7.   Informasi dan konseling seksualitas, menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan kesehatan reproduksi
8.   Pencegahan secara aktif praktek berbahaya (Sirkumsisi/mutilasi kelamin)
9.   Pelayanan rujukan untuk komplikasi kehamilan, persalinan, aborsi, KB, HIV/AIDS dan kanker ginakologi
10.  Keluarga berencana dan kesehatan remaja meliputi fasilitas diagnostic

2.7 Sejarah Kesehatan Reproduksi/Kesehatan Wanita di Indonesia
1.      Semua makhluk hidup diciptakan berpasangan
2.      Laki-laki dan perempuan sama derajat, harkat dan martabat meskipun memiliki fungsi biolgis yang berbeda.
3.       Perbedaan untuk saling melengkapi dan menjaga keseimbangan alam
4.      Perkembangan sejarah
Budaya :
Melahirkan perbedaan, sikap dan perilaku reproduksi
a.       Hamper pada semua kultur perempuan memiliki peran ganda
b.      Perempuan kurang memiliki akses terhadap pendidikan, pembangunan dan pelayanan kesehatan.
Dampak
a.       Kehidupan social wanita lebih terbelakang/terbelenggu
b.      Rentan terhadap kejadian kesakitan
c.       Angka kematian ibu tinggi

2.8 Hak-hak Reproduksi
Hak: kekuasaan untuk berbuat sesuai dengan aturan, Undang-undang dan ketentuan hokum.
      Hak reproduksi: hak asasi yang telah diakui dalam hokum internasional untuk meningkatkan sikap saling menghormati secara setara dalam hubungan perempuan dan laki-laki

2.8.1  Hak Reproduksi (HAM Internasional)
a.          Hak dasar pasangan dan individu untuk menentukan secara bebas dan tanggung jawa atas jumlah dan jarak kelahiran, mendapatkan informasi serta cara-cara untuk melaksanakan hal tersebut
b.         Hak untuk mencapai standart tinggi
      2.8.2 Hak-hak reproduksi
1.   Hak mendapatka informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2.   Hak menapatkan pelayanan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi yang berkualitas
3.   Hak untuk bebas menuat keputusan tentang hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tanpa paksaan diskriminasi serta kekerasan
4.   Hak kebebasan dan tanggung jawab dalam menentukan jumlah dan jarak waktu memiliki anak
5.   Hak untuk hidup (hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkan)
6.   Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi
7.   Hak untuk bebas dari penaniayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual
8.   Hak mendapatkan menfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kesehatan reproduksi
9.   Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya
10.  Hak membangun dan merencanakan keluarga
11.  Hak kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik berkaitan dengan kesehatan reproduksi
12.  Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalamkehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.






BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
-       Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
-       Kesehatan reproduksi adalah  keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi (cholil,1996).
Hak reproduksi: hak asasi yang telah diakui dalam hokum internasional untuk meningkatkan sikap saling menghormati secara setara dalam hubungan perempuan dan laki-laki
3.2  Saran
Mahasiswa dapat menerapkan penjagaan tentang kesehatan reproduksi serta menjauhi fakto-faktor yang dapat menghambat kesehatan reproduksi















Daftar pustaka

Mayanti, Dwi. 2009. Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika: Yogyakarta
Romauli, Suryati. 2009. Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika: Bangkalan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar