BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Periode antepartum adalah periode
kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid haid terakhir (HPHT) sampai
dimulainya persalinan. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang
masing-masing terdiri dari 13 minggu. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang dari
40 minggu. Pada praktiknya, trimester I
secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga
ke-12(12 minggu), trimester II minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-27(15
minggu) dan trimester ke III minggu ke-27 hingga minggu ke-40(13 minggu).
Kehamilan terjadi akibat adanya pertemuan ovum dan sperma di dalam sperma di dalam tuba
fallopi, kemudian bernidasi pada endometrium uterus. Setiap ibu hamil akan
mengalami perubahan fisiologis baik secara fisik maupun psikologis. Secara
fisik ibu akan mengalami perubahan pada sistem reproduksi, payudara, sistem
endokrin, sistem kkebalan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem
musculoskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem integument, metabolisme darah
dan pembekuan darah, sistem pernapasan, dan sistem persyarafan.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Agar
mahasiswa mampu menjelaskan perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi selama
kehamilan dan perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan pada akhir
perkuliahan serta dapat menerapkannya.
1.2.2. Tujuan Khusus
1.Mahasiswa mampu menjelaskan
tentang perubahan anatomi dan adaptasI fisiologi selama kehamilan
2..Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi selama kehamilan
1.
Sistem reproduksi
a. Uterus
Merupakan organ yang telah dirancang
sedemikian rupa, baik struktur, posisi, fungsi dan lain sebagainya., sehingga
betul –betul sesuai dengan kepentingan prosese fisiologis pembentukan manusia.
Bentuk uterus, yang seperti buah apulkat
kecil (pada saat sebelum hamil) akan berubah bentuk menjadi globuler pada awal
kehamilan dan ovoid (membulat) apabila kehamilan memasuki trimester kedua.
Setelah 3 bulan kehamilan, volume uterus
menjadi cepat bertambah sebagai akibat adanya pertumbuhan yang cepat pula dari
konsepsi dan produk ikutannya. Seiring dengan semakin membesarnya uterus,
korpus uteri dan fundus semakin keluar dari rongga pelvik sehingga lebih sesuai
disebut sebagai organ abdomen.
Pertumbuhan uterus ke arah kavum abdomen disertai dengan sedikit
rotasi kea rah kanan sumbu badan ibu atau dikenal dengan istilah dekstrorotasi.
Kodisi ini disebabkan oleh adanya kolon rektosigmoid yang mengisi sebaggian
besar ruang abdominopelvikum kiri. Kecepatan pembesaran uterus pada
primigravida dan multi gravida dapat sedikit berbeda (kisaran 1-2 minggu) dan
ini menimbulkan variasi dalam estimasi besar uterus pada permulaan pemeriksaan
kehamilan awal atau trausia kehamilan edngan menggunakan titik anatomi tertentu
(misalnya fundus uteri setinggi umbilicus).
b. Serviks
uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari
pars vaginalis (perbatasan atau menembus dinding dalam vagina) dan pars
supravaginalis terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jaringan-jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam organ vagina
yaitu portio cervicis uteri (dinding), dengan lubang okstium uteri externum
(luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan lubang externum
berupa bulatan kecil, setelah pernah atau riwayat melahirkan bentuknya berupa
garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, seringgi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptide dan air. Ketebalan mukosa dan viskovitas lender serviks dipengaruhi
oleh siklus haid.
c. Corpus
uteri
Terdiri dari: paling luar, lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intra abdomen,
tengah lapisan muscular/myometrium berupa otot polos 3 lapis (dari luar ke
dalam, arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormone ovarium. Posisi corpus intra abdomen
mendatar dengan flesi ke anterior fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dans erviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan perempuan.
d. Ligamenta
penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum
rotundum uteri, ligamentum cardinal, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina
propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum
rektouterina.
e. Vaskularisasi
uterus
Terutama dari arteri uterine cabang
arteri hipolastica dari iliaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta
abdominalis.
f. Salping/tuba
falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari
duktus muleri. Sepasan tuba kiri kanan panjang 8-14 cm berfungsi sebagai jalan
transportassi ovum dari ovarium sampai kavum uteri. Diding tuba terdiri atas 3
lapisan: serosa, muscular (longitudinal dan sirkular), serta mukosa dengan
epitel bersilia. Bagian ini terdiri dari pars interstitialis, pars isthimica,
pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengankarakteristik
silia dan ketebalan dinding yang berbeda pada setiap bagian.
g. Pars
istmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit,
terdapat sfingter uterotuba pengendli transfer gamet.
h. Pars
ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi
adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering
juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
i.
Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbrie serta ostium
tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae
berfungsi untuk menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium,
dan membawanya ke dalam tuba
j.
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti
halnya mesenterium pada usus).
k. Ovarium
Organ endrokrin berbentuk oval, terletak
di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Ovarium dilapisi mesovarium,
sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf, terdiri dari korteks
dan medulla. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum (dari sel epitel germinal primordial dilapisan terluar epitel ovarium pada
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormone-hormone
steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesterone oleh korpus luteum
pasca ovulasi). Ovarium berhubungan dengan pars infundibulum tuba falopi
melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang dilepaskan pada saat
ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang
aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Uterus tumbuh membesar primer, maupun
sekunder, akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterine. Estrogen menyebabkan
adanya hiperplasi jaringan., sedangkan progesterone berperan untuk elastisitas
/ kelenturan uterus. Taksiran kasar perbesaraan uterus pada perabaan tinggi
fudus adalah:
-
Tidak hamil/ normal: sebesar telur ayam
( 30 g)
-
Kehamilan 8 minggu : telur bebek
-
Kehamilan 12 minggu: telur angsa
-
Kehamilan 16 minggu : pertengahan
simfisis (pusat)
-
Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
-
Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat
-
Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat
(xyphoid)
-
Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusat
(xyphoid)
-
Kehamilan 32-42 minggu: 3 sampai 1 jari
bawah xyphoid
2.2 Perubahan
dan adaptasi psikologis dalam masa
kehamilan
1. Pada kehamilan
trimester I
Segera setelah konsepsi, kadar
hormone progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan
timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya
payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak
ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Seringkali,
pada awal masa kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama, seorang ibu akan selalu mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan
yang terjadi pada tubuh akan selalu diperhatikan secara seksama. Karena
perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin
diberitahu atau dirahasiakan.
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual, pada perempuan
di trimester pertama ini berbeda-beda. Walau beberapa perempuan mengalami
gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mengalami penurunan libido selama
periode ini. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran
payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran.
2. Pada kehamilan
trimester II
Trimester kedua biasanya ibu sudah merasa sehat. Tubuh
ibu telah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman
karena hamil sudah berkurang. Ibu telah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi serta pikirannya secara lebih konstuktif. Pada trimester ini
pula ibu mampu merasakan gerakan janinnya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman, seperti yang dirasakan pada trimester
pertama dan merasakan naiknya libido.
3. Pada kehamilan
trimester III
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Kadang ibu merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-waktu. Ibu sering merasa
khawatir kalau-kalau bayinya lahir tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan cenderung menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayi.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu merasa aneh atau jelek. Di samping itu ibu
mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima semasa hamil. Trimester tiga adalah saat persiapan aktif
untuk kelahiran bayi dan kebahagiaan dalam menanti seperti apa rupa bayi
nantinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan terjadi akibat adanya pertemuan ovum dan sperma di dalam sperma di dalam tuba
fallopi, kemudian bernidasi pada endometrium uterus. Setiap ibu hamil akan
mengalami perubahan fisiologis baik secara fisik maupun psikologis. Secara
fisik ibu akan mengalami perubahan pada sistem reproduksi, payudara, sistem
endokrin, sistem kkebalan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem
musculoskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem integument, metabolisme darah
dan pembekuan darah, sistem pernapasan, dan sistem persyarafan.
3.2 Saran
Mahasiswa dapat memahami
dan megetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi selama kehamilan dan
perubahan dan adaptasi psikologis dalam
masa kehamilan.
Daftar
pustaka
Asrinah, dkk. 2010.
Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta. Graha Ilmu